Hukum I Termodinamika
Proses Termodinamika 
Kalor
 (Q) merupakan energi yang berpindah dari satu benda ke benda yang lain 
akibat adanya perbedaan suhu. Berkaitan dengan sistem dan lingkungan, 
bisa dikatakan kalor merupakan energi yang berpindah dari sistem ke 
lingkungan atau energi yang berpindah dari lingkungan ke sistem akibat 
adanya perbedaan suhu. Jika suhu sistem lebih tinggi daripada suhu 
lingkungan, kalor akan mengalir dari sistem menuju lingkungan. 
Sebaliknya, jika suhu lingkungan lebih tinggi dari suhu sistem, maka 
kalor mengalir dari lingkungan menuju sistem. 
Jika
 Kalor (Q) berkaitan dengan perpindahan energi akibat adanya perbedaan 
suhu, maka Kerja (W) berkaitan dengan perpindahan energi yang terjadi 
melalui cara‐cara mekanis. Misalnya jika sistem melakukan kerja terhadap
 lingkungan, maka energi dengan sendirinya akan berpindah dari sistem 
menuju lingkungan. Sebaliknya jika lingkungan melakukan kerja terhadap 
sistem, maka energi akan berpindah dari lingkungan menuju sistem. 
Salah
 satu contoh sederhana berkaitan dengan perpindahan energi antara sistem
 dan lingkungan yang melibatkan Kalor dan Kerja adalah uap air panas 
yang mendorong tutup panci. Adanya kalor menyebabkan sistem (uap) 
mendorong penutup panci (uap melakukan kerja terhadap lingkungan). Ini 
merupakan salah satu contoh perubahan keadaan sistem akibat adanya 
perpindahan energi antara sistem dan lingkungan. Masih banyak contoh 
lain. Perubahan keadaan sistem akibat perpindahan energi antara sistem 
dan lingkungan yang melibatkan Kalor dan Kerja, disebut proses 
termodinamika. 
Energi Dalam dan Hukum Pertama Termodinamika 
Energi dalam
 (U) sistem merupakan jumlah seluruh energi kinetik molekul sistem, 
ditambah jumlah seluruh energi potensial yang timbul akibat adanya 
interaksi antara molekul sistem. Kita berharap bahwa jika kalor mengalir
 dari lingkungan menuju sistem (sistem menerima energi), energi dalam 
sistem bertambah… Sebaliknya jika sistem melakukan kerja terhadap 
lingkungan (sistem melepaskan energi), energi dalam sistem berkurang.
Dengan
 demikian, berdasarkan kekekalan energi dapat disimpulkan perubahan 
energi dalam sistem = Kalor yang ditambahkan pada sistem (sistem 
menerima energi) – Kerja yang dilakukan oleh sistem (sistem melepaskan 
energi). Secara matematis : 
Persamaan
 ini berlaku untuk sistem tertutup (Sistem tertutup merupakan sistem 
yang hanya memungkinkan pertukaran energi antara sistem dengan 
lingkungan). Untuk sistem tertutup yang terisolasi, tidak ada energi 
yang masuk atau keluar dari sistem, karenanya, perubahan energi dalam = 
0. 
Persamaan
 ini juga berlaku untuk sistem terbuka jika kita memperhitungkan 
perubahan energi dalam sistem akibat adanya penambahan dan pengurangan 
jumlah zat (Sistem terbuka merupakan sistem yang memungkinkan terjadinya
 pertukaran materi dan energi antara sistem tersebut dengan lingkungan).
 Hukum pertama termodinamika dirumuskan pada abad kesembilan belas, 
setelah kalor dipahami sebagai energi yang berpindah karena perbedaan 
suhu. 
Energi
 dalam merupakan besaran yang menyatakan keadaan mikroskopis sistem. 
Besaran yang menyatakan keadaan mikroskopis sistem (energi dalam) tidak 
bisa diketahui secara langsung. Yang kita analisis dalam persamaan Hukum
 Pertama Termodinamika hanya perubahan energi dalam saja. Perubahan 
energi dalam bisa diketahui akibat adanya energi yang ditambahkan pada 
sistem dan energi yang dilepaskan sistem dalam bentuk kalor dan kerja. 
Sebaliknya besaran yang menyatakan keadaan makroskopis bisa diketahui 
secara langsung. Besaran yang menyatakan keadaan makroskopis adalah suhu
 (T), tekanan (p), volume (V) dan massa (m) atau jumlah mol (n). Kalor 
dan Kerja hanya terlibat dalam proses perpindahan energi antara sistem 
dan lingkungan, Kalor dan Kerja bukan merupakan besaran yang menyatakan 
keadaan sistem. 
Aturan tanda untuk Kalor (Q) dan Kerja (W) 
Aturan
 tanda untuk Kalor dan Kerja disesuaikan dengan persamaan Hukum Pertama 
Termodinamika. Kalor (Q) dalam persamaan di atas merupakan kalor yang 
ditambahkan pada sistem (Q positif), sedangkan Kerja (W) pada persamaan 
di atas merupakan kerja yang dilakukan oleh sistem (W positif). Jika 
kalor meninggalkan sistem, maka Q bernilai negatif. Sebaliknya, jika 
kerja dilakukan pada sistem, maka W bernilai negatif. 
Pertama,
 kebanyakan sistem yang kita analisis secara teoritis dalam pokok 
bahasan ini adalah gas. Kita menggunakan gas, karena keadaan makroskopis
 gas (suhu, tekanan dan volume) lebih mudah diketahui. Dalam 
menganalisis gas, kita tetap menganggap gas sebagai gas ideal. Tujuannya
 hanya untuk mempermudah analisis saja. Kita tidak menggunakan gas riil 
karena pada tekanan yang cukup besar, biasanya gas riil berperilaku 
menyimpang
Kedua,
 jika sistem yang kita analisis adalah gas ideal, maka energi dalam bisa
 dihitung menggunakan persamaan yang menyatakan hubungan antara energi 
dalam gas ideal dengan suhu gas ideal : U = 3/2 nRT (persamaan energi 
dalam gas ideal monoatomik).
Kerja yang dilakukan sistem selama perubahan volume 
Sebelum
 melangkah lebih jauh, terlebih dahulu kita tinjau kerja yang dilakukan 
sistem terhadap lingkungan. Untuk menghitung besarnya kerja (W) yang 
dilakukan sistem, kita tinjau gas ideal yang berada dalam sebuah wadah 
yang ditutup dengan sebuah penghisap/piston. Penghisap bisa digerakkan 
naik dan turun. Gambar ini disederhanakan menjad dua dimensi. Anggap 
saja gambar ini tiga dimensi. Volume = panjang x lebar x tinggi.
Gas
 ideal diwakili oleh titik‐titik yang terletak di dalam wadah. Alas 
wadah bersentuhan dengan sebuah benda bersuhu tinggi (mirip seperti air 
dalam panci yang dipanaskan di atas nyala api). Benda bersuhu tinggi 
tidak disertakan dalam gambar , bayangkan saja dalam pikiran 
 Gas ideal dalam wadah merupakan sistem, sedangkan benda‐benda lainnya 
yang berada di luar wadah, termasuk benda bersuhu tinggi yang 
bersentuhan dengan alas wadah, merupakan lingkungan. Karena suhu 
lingkungan lebih tinggi daripada suhu sistem, maka kalor dengan 
sendirinya mengalir dari lingkungan menuju sistem. Adanya tambahan 
energi dari lingkungan menyebabkan energi dalam sistem (gas ideal) 
bertambah. Energi dalam gas ideal berbanding lurus dengan suhu (U = 3/2 
nRT), karenanya ketika energi dalam gas ideal bertambah, suhu gas ideal 
juga meningkat. Peningkatan suhu gas ideal menyebabkan gas ideal memuai 
dan mendorong piston sejauh s. Ketika mendorong piston sejauh s, sistem 
(gas ideal) melakukan kerja terhadap lingkungan (udara luar). 
Pada
 mulanya tekanan sistem besar (P1) dan volume sistem kecil (V1). Tekanan
 berbanding terbalik dengan volume. Setelah kalor mengalir dari 
lingkungan menuju sistem dan sistem melakukan kerja terhadap lingkungan,
 volume sistem bertambah (V2) dan tekanan sistem berkurang (P2). 
Besarnya kerja yang dilakukan sistem pada proses di atas adalah : 
Kerja
 (W) = Gaya dorong (F) x perpindahan (s). Karena gaya dorong (F) = 
tekanan (P) x luas permukaan (A) piston, maka persamaan Kerja bisa 
ditulis menjadi : 
W = Fs ‐‐‐‐‐ F = PA 
W = PAs ‐‐‐‐‐ As = V 
W = PV 
Perlu
 diketahui bahwa kerja yang dilakukan sistem terjadi selama perubahan 
volume. Karenanya, kerja total yang dilakukan sistem bisa diperoleh 
dengan mengalikan perubahan tekanan dan perubahan volume. Secara 
matematis : 
W = (tekanan akhir ‐ tekanan awal)(volume akhir – volume awal) 
W = (P2 ‐ P1)(V2 ‐ V1) 
Pertama,
 perubahan volume sistem pada proses di atas bisa diketahui dengan 
mudah. Volume awal dan volume akhir sistem bisa diketahui dengan 
menghitung volume wadah. Dengan demikian, untuk menghitung besarnya 
kerja (W) yang dilakukan oleh sistem, kita perlu mengetahui bagaimana 
perubahan tekanan selama berlangsungnya proses. 
Apabila
 tekanan (p) sistem berubah secara tidak teratur seiring terjadinya 
perubahan volume (V), maka besarnya kerja yang dilakukan sistem bisa 
dihitung menggunakan kalkulus. Kalau dirimu belum terbiasa dengan 
kalkulus, ada alternatif lain yang bisa digunakan. Terlebih dahulu kita 
gambarkan grafik yang menyatakan hubungan antara tekanan dan volume. 
Besarnya kerja yang dilakukan oleh sistem = luasan yang diarsir di bawah
 kurva p‐V. 
Grafik tekanan vs volume untuk perubahan tekanan yang terjadi secara tidak teratur.
Mula‐mula tekanan sistem = p1  (tekanan besar) dan volume sistem = V1 (volume kecil). Setelah sistem melakukan kerja terhadap lingkungan, tekanan sistem berubah menjadi p2 (tekanan kecil) dan volume sistem berubah menjadi V2 
 (volume besar). Besarnya kerja (W) yang dilakukan sistem = luasan yang 
diarsir. Bentuk kurva melengkung karena tekanan sistem (gas ideal) 
berubah secara tidak teratur selama proses.
Apabila
 tekanan (p) sistem konstan seiring terjadinya perubahan volume (V), 
maka besarnya kerja yang dilakukan sistem bisa dihitung dengan mudah. 
Besarnya kerja yang dilakukan sistem bisa dihitung menggunakan persamaan
 atau bisa diketahui melalui luasan yang diarsir di bawah kurva P‐V. 
Untuk kasus ini, persamaan kerja di atas bisa dimodifikasi seperti ini :
 
W = (P2 ‐ P1)(V2 ‐ V1) 
Karena tekanan (p) selalu konstan, maka P2 = P1 = P 
W = P (V2 ‐ V1) 
Grafik tekanan vs volume untuk proses di mana tekanan selalu konstan alias tidak berubah : 
Mula‐mula volume sistem = V1 (volume kecil). Setelah sistem melakukan kerja terhadap lingkungan, volume sistem berubah menjadi V2
 (volume besar). Tekanan sistem selalu konstan alias tidak berubah. 
Besarnya kerja (W) yang dilakukan sistem = luasan yang diarsir. 
Kedua,
 sistem melakukan kerja terhadap lingkungan apabila volume sistem 
bertambah. Demikian juga sebaliknya, lingkungan melakukan kerja terhadap
 sistem apabila volume sistem berkurang. Jika volume sistem tidak 
berubah selama proses maka sistem tidak bisa melakukan kerja terhadap 
lingkungan dan lingkungan juga tidak bisa melakukan kerja terhadap 
sistem. Dalam hal ini, kerja (W) = 0. 
Semoga Bermanfaat 




 
 
Makasih kak sudah membantu :))
ReplyDeleteTengkyu kak sangat membantu 👍👍👍
ReplyDeleteKeren kak materinya. Saya ingin belajar lebih jauh. Mungkin ada kontak yang bisa dihubungi kak? Makasih sebelumnya kak.
ReplyDeletemelalui via email untuk lebih lanjutnya yah kak
DeleteSangat bermanfaat 👍🏻
ReplyDeleteWah sangat membantu bnget meskipun saya anak IPS, makasih kak!
ReplyDelete